Pages

Labels

Minggu, 18 November 2012

Asal Mula Nama Palembang


Pada zaman dahulu, daerah Sumatra Selatan dan sebagian Provinsi Jambi berupa hutan belantara yang unik dan indah. Puluhan sungai besar dan kecil yang berasal dari Bukit Barisan, pegunungan sekitar Gunung Dempo, dan Danau Ranau mengalir di wilayah itu. Maka, wilayah itu dikenal dengan nama Batanghari Sembilan. Sungai besar yang mengalir di wilayah itu di antaranya Sungai Komering, Sungai Lematang, Sungai Ogan, Sungai Rawas, dan beberapa sungai yang bermuara di Sungai Musi. Ada dua Sungai Musi yang bermuara di laut di daerah yang berdekatan, yaitu Sungai Musi yang melalui Palembang dan Sungai Musi Banyuasin agak di sebelah utara.

Sabtu, 17 November 2012

Terjadinya Danau Toba

Pada jaman dahulu, hiduplah seorang pemuda tani yatim piatu di bagian utara pulau Sumatra. Daerah tersebu
t sangatlah kering. Syahdan, pemuda itu hidup dari bertani dan memancing ikan. Pada suatu hari ia memancing seekor ikan yang sangat indah. Warnanya kuning keemasan. Begitu dipegangnya, ikan tersebut berubah menjadi seorang putri jelita. Putri itu adalah wanita yang dikutuk karena melanggar suatu larangan. Ia akan berubah menjadi sejenis mahluk yang pertama menyentuhnya. Oleh karena yang menyentuhnya manusia, maka ia berubah menjadi seorang putri.

Beungong Meulu dan Beungong Peukeun

Pada zaman dahulu kala, di s­e­buah negeri di Aceh, hidup dua orang kakak-beradik yang ber­nama Beungong Meulu dan Beungong Peukeun. Kedua orangtua mereka telah meninggal dunia. Tiap hari Beungong Peu­­keun mencari udang di danau. Suatu hari Beungong Peukun tidak mendapat se­ekor udang pun. Saat hendak pulang, 
dia melihat sebuah benda yang menarik hatinya. Ternyata benda itu sebutir telur.
Sesampainya di rumah, direbusnya telur tadi dan dimakannya. Sungguh aneh, keesokan harinya Beungong Peukeun me­rasa sangat haus. Bukan hanya itu, tubuh­nya pun semakin panjang dan bersisik. Akhirnya, suatu pagi saat bangun dari ti­dur­nya Beungong Peukun telah berubah menjadi seekor naga.

Banta Seudang

Banta Seudang adalah putra Raja Kerajaan Aceh. Ia bersama ayah dan ibunya dicampakkan oleh Pakciknya sendiri, karena ayahnya buta dan tidak dapat lagi melaksanakan tugas-tugas kerajaan. Suatu ketika, Banta Seudang pergi merantau untuk mencari obat mata untuk ayahnya dengan harapaan dapat kembali 
menjadi raja. Berhasilkah Banta Seudang menemukan obat mata untuk ayahnya? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Banta Seudang berikut ini.

Banta Berensyah

Banta Berensyah adalah seorang anak laki-laki yatim dan miskin. Ia sangat rajin bekerja dan selalu bersabar dalam menghadapi berbagai hinaan dari pamannya yang bernama Jakub. Berkat kerja keras dan kesabarannya menerima hinaan tersebut, ia berhasil menikah dengan seorang putri raja yang cantik jelita dan dinobatkan menj
adi raja. Bagaimana kisahnya? Ikuti cerita Banta Berensyah berikut ini!

Tujuh Anak Lelaki

Tujuh anak lelaki dalam cerita ini adalah tujuh orang bersaudara yang dilahirkan oleh sepasang suami-istri di sebuah kampung di daerah Nanggro Aceh Darussalam, Indonesia. Ketujuh anak lelaki tersebut sungguh bernasib malang. Ketika masih kecil, mereka dibuang oleh kedua orangtua mereka ke tengah hutan jauh dari perkampungan. Mengapa ketujuh anak lelaki itu dibuang oleh kedua orangtua mereka? Lalu, bagaimana nasib mer
eka selanjutnya? Ikuti kisahnya dalam cerita Tujuh Anak Lelaki berikut ini!

Asal Usul Nama Buleleng dan Singaraja


Di Bali, hidup seorang raja yang bergelar Sri Bagening. Sang Ra­ja memiliki banyak istri, dan istri ter­­­akhirnya bernama Ni Luh Pasek. Ni Luh Pasek berasal dari Desa Panji, dan ma­­sih ke­­turunan Kyai Pasek Gobleng. Su­a­tu waktu, Ni Luh Pasek mengandung. Oleh suami­nya, ia dititipkan kepada Kyai Je­lan­tik Bogol. Tak berapa lama, anaknya pun lahir. Anak itu diberi nama I Gede Pa­sekan. I Gede Pasekan mempunyai wi­­ba­wa besar sehingga sangat dicintai dan dihormati oleh pemuka masyarakat mau­pun masyarakat biasa.